Pages

Tuesday, March 13, 2018

Merayakan Kehilangan


Assalamualaikum

Tadi malam aku sempat cuci mata liat-liat instastory seorang penulis idolaku, Ika Natassa. Well, I really adore her. Why? Karena cara penyampaian dia benar-benar lugas banget, gampang banget diterima oleh akal sehat ini, maklum makin tua makin jompo kalo baca yang berat-berat. Dan dalam instastorynya itu dibahas tentang rasa kehilangan. 

Salah satunya, tentang rasa kehilangan yang jadi tema di salah satu novelnya. Rasa kehilangan seorang ibu yang baru saja melahirkan anaknya, lalu hanya berselang beberapa jam, anaknya tersebut meninggal dunia. Mungkin untuk yang belum pernah merasakan ya pasti bakalan ngerasa apa yang dirasakan oleh si ibu tersebut kayanya lebay banget gitu. Tapi untuk yang merasakan, itu sebuah peristiwa yang sulit untuk dilupakan dan bisa jadi ga akan dilupakan seumur hidupnya. Bayangkan aja, selama 9 bulan mengandung, lalu tiba saatnya bayi tersebut bertemu dengan ortunya ternyata Tuhan berkehendak lain. Jelas bukan peristiwa biasa aja kan? 

Aku juga merasa seperti itu. Susah rasanya melupakan rasa kehilangan. Bukan susah move on. Kalo kehilangan itu adalah kehilangan yang sekiranya memang ga akan kembali lagi ya jelas dong gue susah untuk ngelupainnya. Misalnya kehilangan barang yang kita sukai, kehilangan momen bagus saat ada kejadian tertentu atau yang paling sedih adalah kehilangan orang tua atau anggota keluarga. Lebay? Biarin aja. Namanya juga kehilangan. Sama seperti capture-an aku dari instastorynya Ika Natassa. Setiap orang itu menghadapi kehilangan dengan caranya masing-masing. Asal jangan sampe kehilangan iman aja, mati aja lu sekalian kalo ga punya iman hidup di dunia ini. #ups

Sekian aja deh postingannya, intinya aku juga masih merasa kehilangan dan cara aku menangani kehilangan itu terserah aku mau gimana caranya yang penting ga ngerugiin orang lain. At least, I don't lost my mind. Aku masih sadar bahwa kehilangan adalah salah satu dari sekian banyak tahap dalam hidup yang harus dilalui, tapi tetap saja, susah untuk menerima kenyataan. Iya ga sih? Iyain aja deh.

See you
Wassalam 

No comments: